
Bila
Anda
Penggemar sepakbola dan sempat menyaksikan pertandingan semifinal
Piala Eropa 2000 antara Portugal vs Prancis, pasti tidak akan lupa pada
peristwa handsball kontroversial di kotak penalti yang dilakukan oleh
pemain Portugal yang menyebabkan tim tersebut tersingkir dari perhelatan
sepakbola negara-negara Eropa tersebut secara tragis. Pemain Portugal
tersebut tak lain adalah
Abel Xavier.
Sosok Abel Xavier diingat bukan hanya
karena permainannya di lapangan hijau, namun juga karena penampilannya
yang terbilang nyentrik. Bek asal Portugal ini memang dikenal senang
menata rambutnya. Selama merumput di lapangan hijau, ia pernah tampil
dengan rambut vysvetlennye dan jambang berwarna blonde. Di lain
kesempatan, ia mengecat jambang dan rambutnya dengan warna putih dan
tetap menyisakan warna hitam di bagian akar rambutnya.
Dan, di penghujung karirnya sebagai pesepakbola, lagi-lagi ia membuat gempar para pecinta sepakbola dunia dengan
pengakuannya bahwa dirinya telah menjadi seorang mualaf pada
pertengahan Desember 2009 silam. Ia pun mengganti namanya dengan Faisal
Xavier.
Abel Luis da Silva Costa Xavier atau
lebih dikenal dengan Abel Xavier lahir pada 30 November 1972 di
Mozambik. Ia memulai karir sebagai pesepakbola profesional saat
bergabung bersama Estrela da Amadora pada usia 18 tahun. Tiga tahun
kemudian ia bergabung dengan SL Benfica, klub sepakbola yang bermain di
ajang liga utama kompetisi sepakbola Portugal. Ia merumput bersama
Benfica selama dua musim (1993-1995). Di klub elite tersebut Xavier
berhasil membawa klub berjuluk The Eagle ini menjadi juara Liga
Portugal.
Talenta yang hebat sebagai defender
membuat banyak klub Eropa tertarik padanya. Namun, ia lebih memilih
bergabung bersama AS Bari, sebuah klub gurem di Liga Serie A Italia.
Saat membela Bari, karir Xavier tidak begitu cemerlang sehingga ia
dijual oleh klubnya ke klub La Liga Spanyol Real Oviedo pada 1996. Di
klub barunya ini Xavier tidak bertahan lama. Pada tahun 1998, klub
sepakbola asal Negeri Belanda, PSV Eindhoven, memboyongnya.
Lagi-lagi Xavier tidak bertahan lama
merumput di Belanda. Ia kemudian mencoba peruntungannya di ajang Liga
Primer Inggris. Ia tercatat pernah membela Everton FC (1999-2002) dan
Liverpool FC (2002-2003). Saat terikat kontrak dengan Liverpool, Xavier
sempat bermain bersama klub sepakbola asal Turki, Galatasaray SK, dengan
status sebagai pemain pinjaman.
Xavier juga sempat mencicipi kompetisi
Bundesliga selama satu musim (2003-2004) bersama Hannover 96. Ia
kemudian memilih bergabung dengan AS Roma (2005) dan Middlesbrough FC
(2005-2007) sebelum akhirnya hijrah ke Amerika Serikat pada tahun 2007.
Di Negeri Paman Sam ini ia bergabung dengan klub MLS (Major League
Soccer) yang pernah mengontrak David Beckhan, Los Angeles (LA) Galaxy.
Keputusan Xavier meninggalkan
Middlesbrough dikarenakan ingin mencari tantangan baru dan menolak
tawaran kontrak baru dari Boro. Kepindahannya ke Amerika Serikat pun
sangat disayangkan beberapa klub di Inggris mengingat persepakbolaan
Amerika Serikat masih dalam tahap berkembang. Keputusannya tersebut
dinilai justru akan mengakhiri karir sepakbola Xavier.
Kekhawatiran banyak pihak bahwa karir
Xavier akan berakhir di LA Galaxy terbukti adanya. Setelah bermain
selama satu musim, manajemen LA Galaxy memutuskan untuk tidak
memperpanjang kontrak Xavier menyusul perselisihan yang terjadi antara
dirinya dengan sang pelatih Ruud Gullit.
Perselisihan antara pemain dan pelatih
ini bermula dari keputusan Gullit yang mendatangkan pemain baru untuk
mengisi posisi yang ditempati Xavier. Pemain tersebut aadalah Eduardo
Dominguez yang berasal dari klub Liga Klausura (Liga Argentina),
Huracan. Kepada kantor berita Associated Press (AP), Xavier
mengungkapkan bahwa dia merasa kecewa terhadap keputusan Gullit. Seperti
dilansir AP, Xavier berkata, “Gullit melakukan hal yang saya anggap
sangat arogan. Sebagai pemain, dia tergolong hebat. Namun sebagai
pelatih, dia bukan apa-apa.”
Setelah dikeluarkan dari LA Galaxy,
Xavier kesulitan mencari klub sehingga ia pun otomatis tidak lagi
merumput di lapangan hijau. Hal tersebut tentu saja membuat hidupnya
makin terpuruk. Dalam keadaan terpuruk, Xavier mengaku menemukan
kenyamanan dalam Islam. Dia pun akhirnya memutuskan untuk mempelajari
Islam.
”Pada saat-saat sedih, saya telah
menemukan kenyamanan dalam Islam. Perlahan-lahan, saya belajar agama
yang mengedepankan perdamaian, kesetaraan, kebebasan dan harapan ini,”
paparnya.
Pada tanggal 23 Desember 2009, dalam
sebuah konferensi pers yang digelar di stadion Ras Al Khaimah di Uni
Emirat Arab, Xavier mengumumkan perihal keislamannya dan nama barunya,
Faisal Xavier. Dalam konferensi pers tersebut, ia juga
mengumumkanpengunduran dirinya dari lapangan hijau untuk selamanya. ”Ini
perpisahan emosional dan saya berharap untuk ikut serta dalam sesuatu
yang sangat memuaskan dalam babak baru hidup saya,” kata Faisal.
Faisal tidak bercerita lebih panjang
mengenai bagaimana dirinya mempelajari Islam. Ia hanya berterima kasih
kepada keluarga besar Kerajaan Uni Emirat Arab. ”Mereka memeluk saya dan
membuat saya merasa istimewa.” Interaksinya dengan keluarga kerajaan
Uni Emirat Arab semakin membuka matanya dalam menilai Islam.
Keputusannya ini menjadi berita besar di
berbagai media massa dunia. Meski berat harus meninggalkan dunia yang
telah memberinya limpahan materi dan ketenaran, Faisal mengaku ikhlas.
Ia pun merasa berutang budi karena hidupnya sekarang yang boleh
dikatakan berhasil. Apalagi setelah pindah agama dan menjadi seorang
muslim, dia belajar banyak hal tentang kepedulian, perhatian, dan empati
kepada sesama. Menjadi seorang muslim baginya adalah menjadikan dirinya
bermanfaat bagi kehidupan untuk sesama.
Setelah tidak lagi bermain bola, Xavier
kini mengisi hidupnya dengan melakukan berbagai kegiatan amal serta
aktif di berbagai kegiatan kemanusiaan. Salah satunya dengan ikut ambil
bagian dalam proyek-proyek kemanusiaan di bawah naungan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan bermanfaat bagi kehidupan jutaan orang di
Afrika. Disamping ia juga bekerja dalam industri film Amerika Serikat
(AS). [republika]
wah gan... thx dah dishare di mari ga.. soalnya sepengetahuan saya cuma zidane doank deh gan yang islam
BalasHapus